Merenungi Pandemi

Pandemi virus corona memang akan jadi ukiran yang tidak akan terlupa bagi sejarah manusia. Bagi yang merasakannya saat ini, suka dan duka akan begitu dalam terasa. Hari ini jutaan orang menderita covid-19, paru-paru mereka rusak. Fatality ratenya hingga 5%. Yang berarti ratusan ribu nyawa menjemput ajalnya.Dan sampai tulisan ini dibuat, dunia masih tidak tahu kapan pandemi ini akan menemui ujungnya. Para ahli memprediksinya masih akan sangat lama dengan disusulnya gelombang krisis dunia yang akan menerpa.Bagi dunia ekonomi dan bisnis, jelas ini adalah pukulan telak yang membuat sebagian bidang bisnis hampir lumpuh terkapar. Tak terkecuali pada perusahaan dimana saya bekerja. Kondisi pasar memaksa penjualan hingga produksi turun hingga lebih dari setengahnya. Pemasukan perusahaan yang jauh berkurang, berefek langsung pada angka-angka pada slip gaji karyawan yang dibawa pulang. Tapi apa boleh dibuat, saat ini yang terpenting adalah bisa survive dahulu.Pelajaran berharga yang sangat terasa bagi saya adalah bahwa ketidakpastian di dunia ini adalah nyata. Saya sudah tahu itu sebelumnya. Ditambah dengan ujian langsung, jadi semakin meresapi fakta itu.Beruntung kondisi saya tidak buruk. Kondisi apapun yang kita dapati, harus kita jalani dengan syukur dan sabar, begitu kan? Pandemi ini membuka mata semua orang. Membuat siapapun yang terdampak maupun tidak harus berpikir berkali lipat lebih keras. Sebagian hanya agar bisa tetap hidup. Tapi ada juga yang mampu melihat kesempatan untuk melesat, ini hebat.Dari pandemi ini kita kembali diingatkan untuk mempersiapkan segala sesuatu agar bisa survive saat kondisi terburuk terjadi. Di masa yang akan datang bisa jadi hal seperti ini terulang kembali dengan versi yang berbeda. Menerpa semua orang atau hanya sebagian saja. Dan dari yang hanya sebagian itu, bisa jadi kita termasuk di dalamnya. Maka menyiapkan diri untuk kondisi-kondisi darurat menjadi kebutuhan siapapun.Saya yakin pembaca menyadari berbagai hal yang perlu disiapkan. Bagi saya beberapa hal itu adalah kesehatan fisik, bekal finansial yang memadai, dan jiwa yang hidup agar selalu sanggup untuk menerima, bersabar, lagi bersyukur.Disaat krisis tubuh kita perlu bekerja lebih keras untuk tetap memenuhi kebutuhan kita dan keluarga. Pendapatan untuk hidup berkurang drastis bahkan hilang sama sekali, back up finansial yang disiapkan sebelumnya akan menolong setidaknya hingga kita bisa menemukan penghasilan baru. Dan hanya dengan jiwa yang hidup kita akan bisa melewati masa-masa sulit dengan selamat. Semuanya itu tidak ada yang dapat tercapai dalam waktu singkat. Sediakan payung sebelum hujan. Manfaatkan saat-saat lapang sebelum sempit.Pandemi ini pasti diciptakan oleh yang kuasa dengan maksud yang besar dibaliknya. Untuk menjadikan manusia melihat kembali sisi-sisi yang sering kali terlupakan. Untuk menyeimbangkan kembali alam ini. Dan menjadi tanda-tanda kekuasanNya agan manusia tidak lupa untuk mendekatkan diri, berpasar, berdoa, dan bertawakkal.Mari kita hadapi ini bersama šŸ™‚

Leave a comment